BAB
I
SEJARAH
PERKEMBANGAN KEPERCAYAAN MANUSIA TERHADAP TUHAN
Tanggapan
seseorang tentang tuhan berbeda antara satu orang dengan yang lain (sangat tergantung pada kemampuan berfikir).
Keinginan untuk menyembah atau mengabdi sudah menjadi bagian dari kehidupan
manusia yang membedakan adalah cara pengungkapanya (sangat tergantung pada
kualitas pribadi manusia itu masing masing).
Pengelompokan agama di
bagi menjadi (2) kelompok ;
1)
Revelead religion (agama samawi)
2)
Agama alamiah (agama budaya)
Kepercayaan
masyarakat primitif ;
1)
Paham animisme
2)
Paham dinamisme
3)
Paham polytheisme
4)
Paham henotheisme
5)
Paham monotheisme
Perkembangan
ilmu pengetahuan membawa kemajuan yang berdampak positif, namun memunculkan
paham paham yang mengarah kepada hilangnya kepercayaan terhadap tuhan sebagai
penguasa alam. Paham itu yaitu ;
1)
Paham naturalis
2)
Paham atheisme
3)
Paham agnotheisme
Tuhan
dalam Al-Qur’an di sebut dengan beberapa cara, terkadang di sebut dengan Allah,
ataupun Rabbun, pada kesempatan lain di sebut dengan menggunakan ar Rahman,
ar-Rahim, al Malik dan sebagainya.
Tuhan
di dalam al-Qur’an tidak di gambarkan secara fisik, material, karena Dia bukan
materi. Dalam hal ini manusia dengan segala keterbatasannya tidak mungkin dapat
mengukur tuhan dengan pendekatan material. Oleh karena itu, guna membantu
manusia agar dapat memahami eksistensi Tuhan, dengan segala kasih sayang Nya,
Tuhan memperkenalkan diri melalui sifat sifat Nya. Memahami sifat tuhan
sebagaimana yang di sajikan dalam alQur’an hendaknya di lihat secara totalitas,
di letakkan secar objektif dan di kaitkan satu sama lain. Inti konsepsi dari
ayat al Qur’an yang berbicara tentang tuhan yaitu keEsaan Tuhan, yang meliputi
;
1)
Esa dalam sifat
2)
Esa dalam zat
3)
Esa dalam perbuatan
Ilmu
tauhid merupakan induk bagi semua ilmu pengetahuan dalam agama islam. Yang
membicarakan masalah keyakinan terhadap tuhan berdasarkan AlQur’an dan
asSunnah.
Macam
macam tauhid ;
1)
Tauhid rububiyah
Meyakini
bahwa Allah sebagai satu satunya Rabb
2)
Tauhid Mulkiyah
Mengimani
Allah sebagai satu-satunya Malik
3)
Tauhid Ilahiyah
Mengimani
Allah sebagai satu-satunya Illah.
Konsep
keEsaan Tuhan dalam al-Qur’an, bertalian dengan konsep kesatuan dalam semua
sistem ciptaan-Nya. Sehingga pandangan yang di introduksi oleh al Qur’an, bukan
hanya tentang keEsaan tuhan, melainkan juga keEsaan dalam sistem semesta alam
manusia dan hukum yang mengatur keharmonisannya.inilah konsep monotheisme murni
yang kokoh, yang hanya di miliki oleh ajaran agama islam.
Konsekwensi
beriman kepada tuhan di harapkan dapat mendorong manusia agar dalam segala
aktivitasnya di dunia ini termasuk dalam pemanfaatan alam harus didasarkan pada
hukum tuhanyang di perlihatkan kepada ciptaanya-Nya. Dengan demikian konsepsi
iman membawa manusia hidus bebad merdeka dan bertanggung jawab. Di dini manusia
akan memiliki tempat bergantung dan mengabdi kepada Tuhan. melalui iman kepada
Allah ia memperoleh tujuan dan jalan hidupnya yang harus ia tempuh. Karena itu
dalam al Qur’an konsep iman bukan hanya merupakan dogma yang statis, melainkan
sumber motivasi yang amat dahsyat, rasional dan objektif. Tanpa iman manusia
akan kehilangan motivasi dan membawa ia rugi dunia akhirat.
BAB
II
MAKNA
IMAN DALAM ISLAM
Iman
adalah pembenaran dan pernyataan yang di ucapkan dengan lisan dan di buhulkan
dalam hati, di wujudkan dalam perbuatan. Puncak iman kepada Allah addalah zuhud
dan wira’i di tenggah nya adalah taat dan yaqin. Dan taqwa merupakan bukti dari
iman yang kuat (patuh pada aturan Allah).
Inti
ajaran dalam agama adalah iman. Inti dari iman adalah bertauhid kepada Allah.
Jadi, jika iman seseorang telah sempurna dan bertauhid maka akan lahir rasa
cinta kepada Allah, taat, patuh dan takut. Hal inilah yang melahirkan sikap
wira’ dalam diri seorang muslim.
BAB
III
WAWASAN
AL-QUR’AN TENTANG MANUSIA
Manusia
adalah mahluk yang paling unggul di antar mahluk lain yang di ciptakan oleh
Allah SWT. manusia di bekali kebebasan untuk menentukan pikiran kepada Allah,
sedang makhluk lain tidaknmampu menentukan pikirannya. Pengertian manusia
sendiri sangatlah beragam. Dalam al-Qur’an ada tiga istilah yang mengacu pada
makna pokok manusia ;
a)
Al-Basyar
Manusia
adalah mahluk biologis yang memerlukan makan, minum, seks, dan lain lain.
b)
Al-Insan
o
Insan sebagai khalifah
o
Insan sebagai predisposisi negatif dalam
diri manusia
o
Dalam proses penciptaanya
c)
An-Nas
Menunjukkan
pada kelompok atau golongan manusia
Status
manusia sebagai khalifah dapat di ukur dari sejauh mana ia dapat melakukan
kekhalifahanya itu. Dalam melaksanakan fungsi kekhalifahan, manusia di minta
agar melakukan sikap yang bertanggung jawab, karena itu manusia di perintahkan
berpegang teguh pada kebenaran dan tidak menuruti hawa nafsu. Manusia di
ciptakan oleh Allah hanya memiliki satu periode dalam kehidupannya, yaitu
periode beribadah kepada Allah.
Hakikat ibadah kepada
Allah yaitu ;
a.
Melaksanakan seluruh perintah Allah dan
menjauhi segala laranganNYA.
b.
Selalu berkata “insyaAllah” dalam seluruh
rencana dan aktivitas yang di lakukan.
c.
Memberikan apa saja saat kepentingan Allah
menghendaki.
BAB
IV
BEBERAPA
HAL YANG BERTENTANGAN DENGAN TAUHID
Hal
yang bertentangan dengan tauhid adalah semua perilaku yang keluar dari kerangka
tauhid atau tidak membuat seseorang masuk ke dalam penganut tauhid. Yaitu
seperti murtad. Dan beberapa hal yang bertentangan dengan tauhid dan
kesempurnaan tauhid;
a. Syirik
Yaitu
menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah pada apa yang menjadi kekhususan
Allah.
b. Kufur
Yaitu
mengingkari suatu bagian dari ajran islam dimana tanpa bagian itu keislaman
seseorang menjadi tidak sempurna.
c. Nifaq.
Perpecahan
dalam tubuh umat islam banyak di sebabkan oleh fitnah kaum munafiqin, yaitu ;
a) Menghilangkan
kepercayaan kepada para sahabat Rasulullah.
b) Merusak
validitas sumber sumber islam yang asli (Al-Qur’an dan as-Sunnah) serta metode
penerimaan ajaran islam.
c) Menghancurkan
islam secara parsial maupun keseluruhan.
d) Menyebarkan
rasa permusuhan dan perpecahan dalamm tubuh umat islam.
e) Membatalkan
konotasi nash nash wahyu atas hakikat islam.
BAB
V
IMAN
KEPADA HARI AKHIR
Beriman
kepada hari akhir adalah konsekuensi logis dari beriman kepada Allah, RasulNYA,
beserta wahyu yang di bawanya.Segala bentuk amal perbuatan manusia akan di
hisab atau di perhitungkan di hari akhir, jadi kehidupan manusia di hari akhir
di tentukan oleh amal perbuatan yang di lakukan selama di dunia.
Akal
manusia bebas menentukan apakah dia menjadi seorang muslim aatau kafir, oleh
karena itu manusia harus percaya dan berpegang teguh terhadap ajaran agama yang
di turunkan oleh Allah.
Di
dalam Al-Qur’an Allah telah menjelakan tentang hari akhir. Lebih dari dua ratus
ayat yang menerangkan tentang fenomena alam dan kejadian yang berhubungan
dengan hari akhir.
Perjalanan kehidupan di
akhirat akan melalui fase-fasse berikut ini;
a.
Jagad raya dan seluruh isi nya akan hancur
lebur dan binasa. Kejadian ini di sebut hari kiamat.
b.
Yaum al-Ba’as wa al Hasyr (hari
kebangkitan dan pengumpulan)
c.
Yaum al-Ardh (hari pertunjukan)
d.
Yaum al-Hisab (hari perhitungan)
e.
Yaum al-Jaza’ (hari pembalasan)
Serga
dan neraka termasuk hal ghaib yang mana pengetahuan manusia hanyalah sebatas
apa yang di terangkan dari nash al-Qur’an maupun Hadis.
Kekal
atau tidaknya siksa neraka seseorang tergantung kepada kehendak Allah semata.
Yang maha adil dan teliti dan tidak mungkin mendzalimi hamba-Nya.